Pada tanggal 20 disember 2019, kugiran Jakarta Indie Rock, Protocol Afro merilis sebuah EP bertajuk -8 (Minus Eight). Protocol Afro yang aktif sejak tahun 2009, dianggotai oleh 5 ahli, Ditto (Vocal), Giano (Lead Guitar), Mayo (Bass), Kristian (Dram), Nelson (Rhytm Guitar), Protokol Afro telah aktif di Indonesia dan skena muzik Asia Tenggara sejak 2011 sehingga sekarang. Protocol Afro menjadikan anthemix dan muzik yang menarik dengan rentak tari dan bunyi euphoria yang memancarkan. Kembalinya Protocol Afro ke industri musik Indonesia adalah ingin menjadi sebahagian dari perkembangan musik Indonesia, yang menurut mereka sedang berkembang pesat dengan kompetisi yang sihat.
Sebelum ini, Protocol Afro telah mengeluarkan album bertajuk "The Youth" pada tahun 2014, juga telah dipersembahkan di Festival Baybeats, Singapura pada tahun 2011, serta menjadi band pembuka bagi band pemenang Grammy Phoenix di Festival Jakarta's Love Garage yang diadakan oleh Ismaya Live. Kemudian, pada tahun 2011 ia dipaparkan oleh NYLON Magazine Indonesia sebagai "10 Local Music Heroes of 2012". Di samping itu, mereka juga dicalonkan untuk kategori Best Pop Song pada Anugerah VIMA 2013, acara anugerah muzik indipendent yang diadakan di Malaysia.
Mengenai rilisan terbaru Protocol Afro ini, EP -8 adalah sebuah perjalanan Protocol Afro bermusik. Begitu pula material di dalam EPnya yang berisi tiga lagu soal fasa hidup, “Music (Dance with Me)” sebuah lagu tentang ketika kita tidak mempedulikan urusan orang lain dan tetap menikmati hidup dengan berdansa; “Sunday Morning” adalah tentang momen ketika orang-orang mempunyai waktu lebih untuk menikmati hidup dan bersenang-senang, yang akhirnya ditutup dengan “Radio” sebuah penyataan bahwa semua hal-hal tadi, tidak ada yang abadi.
“EP ini material yang kami rilis untuk penanda hadirnya Protocol Afro. Sekaligus mahu rilis single di 2020. Format musik dan band bakal berbeza. Apalagi musiknya, sepertinya bakal jadi bualan pendengar Protocol Afro, hahaha! ”, kata Mayo (bass), pengasas sekaligus bekas personil yang pernah mengisi posisi bass di band Reality Club.
Selain memanfaatkan momen untuk berkontemplasi dan mengisi waktu cuti, pada penghujung akhir tahun ini (2019) juga menjadi momentum bagi Protocol Afro bernostalgia dengan para pendengar melalui rilisan EP bertajuk “-8” yang lagu-lagunya pernah dibawakan pada lapan tahun yang lalu di Baybeats Festival, Singapura.
Bergeser sedikit ke cover EP, yang mana memiliki makna tersembunyi namun penting bagi Protocol Afro. Angka lapan dengan simbol minus (-) menandakan bahawa ini adalah EP dengan lagu-lagu yang pernah dibawakan pada lapan tahun lalu. Selanjutnya, jika dilihat dengan teliti, maka angka lapan ini sedikit memudar dan membentuk angka tiga. Dimana, mereka menunjukkan format baru dari Protocol Afro untuk menyambut single baru mereka di tahun 2020.
Ketika artikel ini dirilis, EP -8 sudahpun dirilis pada 20 Desember 2019 di semua platform digital. Untuk informasi lebih lanjut, sebarang kemaskini boleh dilihat di Instagram Protocol Afro.
Comments
Post a Comment